Menjadi Anomali

Diposting oleh sibair On 19.28 9 komentar
Malam minggu yang kesekian, aku dihadapkan dengan hari-hari yang tetap sama. Tak ada perubahan drastis walau nilai akhir semester dua ini begitu merosot. Tak terlihat niat untuk merubah segalanya menjadi lebih baik.

Aku masih tetap aku yang menghabiskan waktu dengan bekerja 8 jam secara utuh. Kadang disela pekerjaan aku sempatkan untuk membaca beberapa e-mail milist foto kamera ponsel yang cukup banyak. Atau untuk menupdate beberapa account situs jejaring social. Setelah pulang aku tetap saja seperti orang linglung yang kehilangan hasrat hidup.

Rasanya otakku membeku karna hampir tak pernah diajak untuk berfikir serius. Ia hanya aku gunakan untuk memikirkan imajinasi-imajinasi yang mungkin tak akan pernah aku jamah. Memikirkan hal yang rasanya percuma jika tidak ada tindakan untuk merubahnya menjadi kebiasaan baik.


Sore menjelang malam kali ini rasanya pikiranaku tetap saja kosong, walau berada di tengah keluarga yang lengkap bersama kakek nenek yang sedang bercerita mengenai perjalanan liburan mereka di Jember untuk menyambangi keluarga nenek yang sedang punya hajat.

Seharian aku habiskan untuk tidur dan menonton film anime yang aku putar berulang-ulang hingga tanpa sengaja aku tertidur untuk yang kesekian di hari Sabtu ini. Rasanya makin monoton saja. Selain tidur dan menonton anime aku hanya melakukan aktifitas seperti makan, sholat, tidur, menonton tv dan kembali tertidur hingga terbangun pukul 3 sore.

Entah sejak kapan kehidupanku berubah drastis. Mungkin setelah benar-benar berhenti total dalam olahraga. Tidak ada kegiatan rutin yang aku jadikan sebagi penyehat jasmani dan rohani. Selain itu kegiatan negative seperti menghisap rokok rasanya makin membuat otak ini malas untuk bekerja dengan baik.

Kegiatan itu-itu saja membuatku merasa menajadi orang yang hampir tidak berguna. Aku merasa menajdi anomali. Menjadi orang yang rasanya hampir tidak berguna diantara  orang sekitar, menjadi makin terpuruk dan tak punya nyali untuk melakukan perubahan.

Sungguh aku merasakan sepi yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Entah bagaimana aku harus mendeskripsikan untuk mudah kalian pahami. Aku tetap mempunyai mimpi-mimpi yang ingin aku simpan sendiri.

Mengenai bagaimana dimasa tua aku punya panti jompo sendiri. Atau mengenai bagaimana aku melihat kakek nenekku tersenyum disaat menghadiri wisuda strata 2 jika mereka masih ada. Bahkan untuk menyelesaikan D3 saja rasanya itu nyaris tak mungkin jika aku tetap saja tidak merubah kebiasaan buruk

Ah, rasanya aku butuh sesuatu yang benar-benar baru. Bukan sekadar teman berkelakar atau teman bercerita bagaimana hari-hariku terlewati begitu cepat dan tanpa makna. Aku perlu menegaskan bawasanya tulisan ini bukan tulisan yang aku buat disaat galau. Aku hanya ingin mencoba membuat terapi agar aku mau menulis lagi.

Berhenti menulis itu rasanya seperti menyimpar racun dalam otak yang tak tersampaikan jika tidak ada orang yang mau mendengar. Walu tak terbaca setidaknya apa yang ingin aku sampaikan tertuang menjadi sebuah tulisan. Dan aku berjanji untuk menyempatkan setidaknya seminggu sekali mengupdate blog ini.

Setidaknya untuk saat ini aku membiasakan untuk tidak melakukan hal yang sama seperti menyesap rokok. Lumayan susah juga jika sehari tidak memegang dan menghisapnya. Tapi ini peruban kecil yang aku rasa cukup bermanfaat. Semoga malam minggu kalian bermanfaat.

Adios

Follow Me huhu

Subscribe: huhu